Showing posts with label pop indonesia. Show all posts
Showing posts with label pop indonesia. Show all posts

The Rain dan Segenap "logi"-nya

Ini adalah rewrite dari postingan saya di Facebook pada bulan November 2019
Tulisan tentang The Rain, grup band asal Yogyakarta.
=====

Sumber: YouTube Mancode Indonesia

Judul di atas muncul begitu saja. Maaf kalo rada ngawur 😝.
Intinya saya ingin bahas grup band asal Jogja ini.

Trilogi 18 November
The Rain pertama kali merilis "Trilogi 18 November" yaitu tiga lagu yang dirilis pada 18 November setiap tahunnya. 
Ketiga lagu tersebut adalah “Terlatih Patah Hati” (2013), “Gagal Bersembunyi” (2014), dan “Penawar Letih” (2015).
The Rain Band yang terdiri dari 4 cowo: Indra Prasta (vokal, gitar), Aang Anggoro (drum), Ipul Bahri (bass) dan Iwan Tanda (gitar, vokal).
Selalu ada yg menarik hati saya tentang bagaimana mereka bercerita patah hati, namun dalam senyum ceria.
Konsep VM Gagal Bersembunyi (GB) mirip dengan Terlatih Patah Hati (TPH). Ada keunikan yang bisa anda cek di YouTube.

Setelah memutuskan kontrak dengan "major label" Nagaswara, The Rain mendirikan label indie mereka sendiri yang diberi nama Heavy Rain Records pada tahun 2013.
Single "Terlatih Patah Hati"-lah yang pertama dikerjakan di pertengahan 2013. Di tengah proses pengerjaan, Stephan Santoso dari Musikimia bergabung sebagai produser. Lalu mereka mengajak Endank Soekamti, sahabat seperjuangan beda genre dari Jogja, untuk ikut mengisi suara di beberapa bagian lagu itu. 
"Penawar Letih" adalah lagu penutup dalam Trilogi mereka.

Tetralogi Jono dan Mira
Hadir kembali dengan konsep seperti "Trilogi 18 November", band asal Jogja ini kembali memulai kisah tetralogi baru yang menceritakan tentang hubungan dua tokoh, yakni Jono dan Mira.
“Hingga Detik Ini” (2017) menjadi awalnya, dan “Rencana Berbahaya” (2018) memperkenalkan kedua karakter tersebut. Selanjutnya, di pertengahan tahun 2019 mereka merilis “Upaya Maksimal” yang berlaku sebagai sekuel dari kisah Jono dan Mira.
Sekarang, tetralogi itu sudah dikemas oleh The Rain. Single “Ujung Pertemuan” sebagai penutupnya sudah resmi meluncur, dan dengan begitu berakhirlah kisah Jono dan Mira.  
Meskipun sebenarnya kalo diurutkan alurnya, dimulai dr "Upaya Maksimal".

"Tetralogi Jono dan Mira" dikemas dalam 4 lagu.
Ya iya lah ... Namanya juga Tetra 😝.
Lagu ke-2 adalah "Hingga Detik Ini" (2017).
Music videonya hanya sepasang sepatu cowo cewe (Jono dan Mira) di tengah guyuran hujan.
Simpel banget, tapi membekas di hati saya.
Hiks ... 😢.

"Tetralogi Jono dan Mira" bercerita tentang jatuh cintanya Jono pada sahabatnya sendiri yang bernama Mira.
Pada lagu ke-3 “Rencana Berbahaya” (2018), si Jono nekad datang ke sang ayah dan melamar Mira. Padahal Jono sendiri belum pernah menyatakan cinta ke Mira.
Meskipun Jono tahu bahwa peluangnya nyaris nihil.
MV untuk lagu ini tidak lagi menjual sepatu sebagai modelnya 😁, tetapi sudah ada penampakan sosok Jono dan Mira sebagai manusia utuh.

"Tetralogi Jono dan Mira" diakhiri dg kasih tak sampainya Jono dan harus merelakan Mira pergi bersama cowo pilihannya (implisit sih)
MVnya ada di akhir tulisan ini.
Pesan saya satu: Jangan galau ya 😁


Dere adalah Mata Air

Dere--bagi saya--adalah mata air.
Dia hadir dengan kesegaran karya yang mencuri perhatian.
Segar karena dia masih berusia 20 tahun
Segar karena dia menulis sendiri lagu-lagunya
Segar karena liriknya memiliki diksi yang kaya

Sumber: Album Dere 2022 "Rubik"

Gadis jebolan The Voice Kids 2016 ini pertama kali hadir di kancah musik Indonesia dengan mengeluarkan single berjudul "Kota". Lagu tersebut merupakan lagu yang ditulis sendiri oleh Dere bersama dengan Tulus.
Lirik dan lagu tersebut diselesaikan pada 22 Juli 2020 dan direkam pada tanggal 25 September 2020.
Setelah melewati proses mixing dan mastering, lagu tersebut rampung seutuhnya pada 14 Oktober 2020.
“Kota” lahir dari melodi gitar tua, serta senandung yang terinspirasi dari suara rintik hujan dan udara segar sehabis hujan. Lagu ini berkisah tentang rasa rindu mendalam akan suasana dan momen yang pernah dilewati.

Setelah “Kota”, Dere merilis singel keduanya yang berjudul “Tanya”. Lagu ini ditulis olehnya bersama Tulus di tengah merebaknya virus corona.
Memanfaatkan teknologi, lagu ini berhasil diciptakan secara daring.
“Lewat lagu ini, aku ingin mengajak teman-teman untuk sejenak berhenti memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala, dan lebih menikmati waktu atau momen yang saat ini kita punya,” ucap Dere dalam sebuah keterangan pers.
Aransemen lagu “Tanya” lahir dari eksplorasi Dere bersama produser Ibnu Dian.

Kemudian pada Maret 2021, Dere berhasil merilis single baru lagi berjudul "Berisik".
Menariknya, "Berisik" diciptakan sebagai gambaran dari manusia dan keberisikannya, baik dalam bicara, tindakan, dan sikap terhadap sekitar.
Selain itu, menurut Dere, "Berisik" juga menggambarkan menjadi sebab dari terganggunya banyak makhluk hidup lain.
Dere membawa makna "Berisik" ke interpretasi yang lebih luas, tidak hanya dari suara, tetapi juga sikap dan tindak manusia.
Sebagai penulis lagu, Dere juga menjadikan lagu ini pengingat bagi dirinya pribadi.
"Bahwa aku pun adalah bagian dari manusia yang berisik. Keberisikan kita dapat mengganggu yang lainnya, maka baik untuk kita manusia berhati-hati dalam segala tindak dan bicara," ungkap Dere.
Lewat single "Berisik", Dere berharap pesan yang berbentuk dalam karya lagu ini bisa tersampaikan di telinga penikmat musik tanah air.

Pada 21 Juli 2022, Dere membawa persembahan baru, rangkuman utuh 10 lagu dalam sebuah album musik yang diberi judul Rubik.
"Rubik" adalah judul yang diambil dari salah satu lagu di dalam album.
Rubik merupakan pemikiran Dere tentang bagaimana energi di dalam hidup dapat sebegitu menariknya untuk ditelusuri dari berbagai sudut. Rubik, permainan asah otak yang begitu populer, menginspirasi Dere untuk menjadikannya kiasan dalam album yang menggambarkan dinamika energi kehidupan seorang manusia.
"Berputar, bergesekan, berwarna, dan abstraksi lainnya," ujarnya.


Ada sepuluh lagu yang bersemayam di album ini. Di antaranya adalah "Tanya", "Kota", "Kenanga", "Rubik", "Jangan Pergi", "Berlagu", "Berisik", "Tumbang", "Rumah", dan Keluku".
Album Rubik merupakan karya yang dibangun bersama beberapa produser di dalam prosesnya. Album ini dirilis di bawah naungan manajemen talenta dan label rekaman Tiga Dua Satu.
Dere menjelaskan bahwa album ini merangkum segala padangannya terhadap kehidupan yang diibaratkan seperti rubik.
"Album Rubik merupakan representasi sudut pandangku atas perputaran dan pergesekan kehidupan yang kurasakan. Harapannya, album ini bisa menjadi poros bagi energi yang akan datang di perjalanan musikku ke depannya," kata Dere lagi.

Akhirnya--jangan lupa--Dere adalah Mata Air.
 
Referensi:
TribunnewsWiki.com/Restu
liputan6.com